Bom Mengguncang Jakarta
Dari: www.suarapembaharuan.com
Sebagian bangunan Hotel Ritz Carlton (foto kiri) dan Hotel JW Marriott, di kawasan Kuningan, Jakarta, hancur akibat ledakan bom, Jumat (17/7).
[JAKARTA] Dua bom mengguncang Jakarta, pada Jumat (17/7) pagi. Dua hotel mewah, masing-masing Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, yang letaknya saling berseberangan di kawasan Lingkar Mega Kuningan, Jakarta Selatan, diguncang ledakan hebat pada Jumat sekitar pukul 07.55 WIB.
Berdasarkan temuan tim penyidik di lokasi kejadian, bom di dua hotel tersebut adalah bom bunuh diri. Dari dua titik lokasi ledakan, yakni Restoran Airlangga di Ritz Carlton dan Restoran Syailendra di JW Marriott, tim olah TKP menemukan dua mayat tak dikenal tanpa identitas, dengan kondisi hancur tanpa kepala dan tangan.
Sumber di kepolisian yang menolak disebut namanya mengatakan ledakan ini diduga merupakan serangan kelompok teroris Noordin M Top. Bahkan disebut-sebut, bom tersebut dibiayai dari uang senilai Rp 15 miliar milik Bank BNI yang dirampok dari mobil pengangkut beberapa hari lalu.
Akibat ledakan tersebut, jumlah korban tewas hingga berita ini diturunkan dilaporkan mencapai 9 orang. Saksi mata menuturkan, satu korban tewas di Marriott diusung keluar dalam keadaan perut terburai.
Salah satu korban tewas adalah Presdir PT Holcim Indonesia, Timothy MacCay (65), yang akan melangsungkan pertemuan di Hotel JW Marriott. MacCay, yang berkewarganegaraan Selandia Baru, meninggal sekitar pukul 09.00 WIB, setelah sempat dirawat di RS Medistra.
Sementara itu, sedikitnya 50 orang mengalami luka berat dan ringan. Korban luka dilarikan ke sejumlah rumah sakit, di antaranya RS Jakarta, RS Metropolitan Medical Centre, RS Medistra, dan RS Pusat Pertamina. Salah satu korban luka berat di Medistra, adalah WN Amerika Serikat bernama David Peter.
Menyusul pengeboman tersebut, tur Manchester United (MU) ke Jakarta terancam batal. Rombongan MU yang dijadwalkan tiba di Jakarta pada Sabtu (18/7) tengah malam, sedianya menginap di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan.
Proses Ledakan
Ledakan pertama terjadi di Marriott sekitar pukul 07.55 WIB. Selisih 5 menit kemudian, ledakan kedua terjadi sebuah kafe di Ritz-Carlton, tepat di dekat pintu masuk parkiran.
Ledakan itu mengakibatkan Restoran Plaza Mutiara porak-poranda. Kantor Bank Panin di Marriott juga hancur berantakan.
Seperti peristiwa pengeboman Marriott tahun 2003, ledakan bom juga menghancurkan bangunan hotel. Seluruh tamu hotel segera dievakuasi pihak hotel. Demikian juga tamu yang menginap di Ritz Carlton.
Dalam beberapa menit, empat pintu masuk menuju Ritz Carlton dan JW Marriott dari arah Kuningan langsung ditutup oleh tim gabungan dari Mabes Polri, Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Selatan, dibantu satuan TNI.
Terlihat satuan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dan tim kedokteran Mabes Polri terus melakukan evakuasi.
Menurut sumber di kepolisian, ada dugaan pelaku sempat menginap di kedua hotel tersebut. Mereka merakit bom tersebut di dalam kamar hotel sehingga lolos dari penjagaan ketat di pintu masuk Marriott dan Ritz Carlton.
DV, petugas penerima tamu di JW Marriott menuturkan, ledakan yang berlangsung Jumat pagi sangat mengejutkan. Saat itu, dia berjaga di lobi, sekitar 15 meter dari titik ledakan.
Seketika dia bersama sejumlah orang berlari keluar hotel, menjauh dari bunyi ledakan. Sekitar lima menit berselang, terdengar lagi ledakan di Hotel Ritz Carlton, tepatnya ledakan di lobi.
"Kejadiannya sangat cepat. Saat saya sedang berbenah restoran, tiba-tiba ada ledakan yang sangat keras. Kaca-kaca pecah, kayu di atap roboh berjatuhan. Saya langsung menundukkan kepala dan berlari keluar menyelamatkan diri. Sesampai di luar ternyata kepala saya banyak mengeluarkan darah, lalu kami dibawa ke RS MMC oleh mobil patroli kawasan Kuningan," kata Supervisor Restoran Airlangga, Hotel Ritz Carlton, Catur Rindu (28), yang harus mendapat tiga jahitan di kepala.
Seorang saksi mata, Dalang, mengungkapkan, rangkaian bom yang meledak di Hotel Ritz Carlton, juga terasa di sebuah rumah makan di lantai 2 Plaza Mutiara, yang bersebelahan dengan Hotel JW Marriott.
Sedangkan Atha, penjaga kantin di basement Hotel Ritz Carlton mengisahkan, sesaat setelah terjadi ledakan, dia melihat tiga orang asing berteriak minta tolong.
Untuk menangani banyaknya korban luka, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Hernawati mengungkapkan, pihaknya mendatangkan sejumlah dokter dan tenaga medis dari sejumlah RS.
Sikap AS
Secara terpisah, Juru Bicara Kepresidenan, Andi Mallarangeng mengatakan, ledakan yang terjadi di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriot membuat Bangsa Indonesia menjadi prihatin, dan ini menjadi musuh kita bersama. "Sulit untuk diterima akal sehat. Kejadian ini bertujuan untuk merusak iklim demokrasi yang sudah baik," ujar Andi di Istana Presiden, Jumat (17/7) siang.
Hingga berita ini diturunkan, Presiden Susilo Bambang Yudhyono masih melakukan pertemuan dengan Menko Polhukam Widodo AS, Kepala BIN Syamsir Siregar, dan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, terkait peristiwa tersebut.
Menyikapi pengeboman yang melanda di dua hotel milik jaringan hotel asal Amerika Serikat (AS) tersebut, Atase Pers Kedubes AS, Paul T Belmont mengatakan, masih terlampau dini untuk mengungkapkan apakah akan ada reaksi yang dikeluarkan Pemerintah AS. Misalnya, tentang kemungkinan pemberlakuan kembali larangan bepergian (travel warning) bagi warga AS ke Indonesia.
"Kami hanya dapat menyampaikan simpati dan bela sungkawa sedalam-dalamnya kepada para korban dan keluarga mereka, serta kepada seluruh rakyat dan Pemerintah Indonesia. Akan ada pernyataan yang disampaikan oleh Pemerintah AS yang disampaikan oleh Menlu Hillary Clinton. Jadi, tunggu saja," tuturnya.
Dia belum mengetahui apakah ada warga AS yang menjadi korban.
Sementara itu, Juru Bicara Kedubes Australia Toby Lendon mengatakan, belum ada informasi apa pun yang bisa disampaikan oleh Kedubes Australia terkait peledakan bom tersebut. "Kami belum punya informasi apa pun. Kami akan sampaikan jika ada perkembangan terkait hal itu," ketika ditanya soal kemungkinan memberlakukan travel warning.
Pemain Lama
Terkait pengeboman tersebut, sumber di Kepolisian mengungkapkan, diduga dilakukan pemain lama, dengan modus bom bunuh diri. Hal itu terkait dengan penemuan mayat yang kepalanya terpisah di lokasi kejadian.
Peristiwa bom bunuh diri pernah terjadi di Hotel JW Marriott, enam tahun lalu. Pelakunya bernama Latin Sani.
Ada dua kemungkinan cara peledakan, yakni pelaku membawa bom menuju lokasi di dua hotel tersebut. Kemungkinan lain, pelaku sudah merancang lama dengan menginap terlebih dahulu di dua hotel tersebut, termasuk kemungkinan merakit bom dalam kamar.
Sekitar dua setengah jam berselang, sebuah ledakan terjadi di Muara Angke, Jakarta Utara. Semula sempat diduga ledakan berasal dari bom mobil. Namun, Polisi mengklarifikasi ledakan akibat hubungan arus pendek dari aki mobil. Satu orang dilaporkan tewas. [G-5/YRS/H-14/EMS/HDS/E-9/M-16]
Sebagian bangunan Hotel Ritz Carlton (foto kiri) dan Hotel JW Marriott, di kawasan Kuningan, Jakarta, hancur akibat ledakan bom, Jumat (17/7).
[JAKARTA] Dua bom mengguncang Jakarta, pada Jumat (17/7) pagi. Dua hotel mewah, masing-masing Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, yang letaknya saling berseberangan di kawasan Lingkar Mega Kuningan, Jakarta Selatan, diguncang ledakan hebat pada Jumat sekitar pukul 07.55 WIB.
Berdasarkan temuan tim penyidik di lokasi kejadian, bom di dua hotel tersebut adalah bom bunuh diri. Dari dua titik lokasi ledakan, yakni Restoran Airlangga di Ritz Carlton dan Restoran Syailendra di JW Marriott, tim olah TKP menemukan dua mayat tak dikenal tanpa identitas, dengan kondisi hancur tanpa kepala dan tangan.
Sumber di kepolisian yang menolak disebut namanya mengatakan ledakan ini diduga merupakan serangan kelompok teroris Noordin M Top. Bahkan disebut-sebut, bom tersebut dibiayai dari uang senilai Rp 15 miliar milik Bank BNI yang dirampok dari mobil pengangkut beberapa hari lalu.
Akibat ledakan tersebut, jumlah korban tewas hingga berita ini diturunkan dilaporkan mencapai 9 orang. Saksi mata menuturkan, satu korban tewas di Marriott diusung keluar dalam keadaan perut terburai.
Salah satu korban tewas adalah Presdir PT Holcim Indonesia, Timothy MacCay (65), yang akan melangsungkan pertemuan di Hotel JW Marriott. MacCay, yang berkewarganegaraan Selandia Baru, meninggal sekitar pukul 09.00 WIB, setelah sempat dirawat di RS Medistra.
Sementara itu, sedikitnya 50 orang mengalami luka berat dan ringan. Korban luka dilarikan ke sejumlah rumah sakit, di antaranya RS Jakarta, RS Metropolitan Medical Centre, RS Medistra, dan RS Pusat Pertamina. Salah satu korban luka berat di Medistra, adalah WN Amerika Serikat bernama David Peter.
Menyusul pengeboman tersebut, tur Manchester United (MU) ke Jakarta terancam batal. Rombongan MU yang dijadwalkan tiba di Jakarta pada Sabtu (18/7) tengah malam, sedianya menginap di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan.
Proses Ledakan
Ledakan pertama terjadi di Marriott sekitar pukul 07.55 WIB. Selisih 5 menit kemudian, ledakan kedua terjadi sebuah kafe di Ritz-Carlton, tepat di dekat pintu masuk parkiran.
Ledakan itu mengakibatkan Restoran Plaza Mutiara porak-poranda. Kantor Bank Panin di Marriott juga hancur berantakan.
Seperti peristiwa pengeboman Marriott tahun 2003, ledakan bom juga menghancurkan bangunan hotel. Seluruh tamu hotel segera dievakuasi pihak hotel. Demikian juga tamu yang menginap di Ritz Carlton.
Dalam beberapa menit, empat pintu masuk menuju Ritz Carlton dan JW Marriott dari arah Kuningan langsung ditutup oleh tim gabungan dari Mabes Polri, Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Selatan, dibantu satuan TNI.
Terlihat satuan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dan tim kedokteran Mabes Polri terus melakukan evakuasi.
Menurut sumber di kepolisian, ada dugaan pelaku sempat menginap di kedua hotel tersebut. Mereka merakit bom tersebut di dalam kamar hotel sehingga lolos dari penjagaan ketat di pintu masuk Marriott dan Ritz Carlton.
DV, petugas penerima tamu di JW Marriott menuturkan, ledakan yang berlangsung Jumat pagi sangat mengejutkan. Saat itu, dia berjaga di lobi, sekitar 15 meter dari titik ledakan.
Seketika dia bersama sejumlah orang berlari keluar hotel, menjauh dari bunyi ledakan. Sekitar lima menit berselang, terdengar lagi ledakan di Hotel Ritz Carlton, tepatnya ledakan di lobi.
"Kejadiannya sangat cepat. Saat saya sedang berbenah restoran, tiba-tiba ada ledakan yang sangat keras. Kaca-kaca pecah, kayu di atap roboh berjatuhan. Saya langsung menundukkan kepala dan berlari keluar menyelamatkan diri. Sesampai di luar ternyata kepala saya banyak mengeluarkan darah, lalu kami dibawa ke RS MMC oleh mobil patroli kawasan Kuningan," kata Supervisor Restoran Airlangga, Hotel Ritz Carlton, Catur Rindu (28), yang harus mendapat tiga jahitan di kepala.
Seorang saksi mata, Dalang, mengungkapkan, rangkaian bom yang meledak di Hotel Ritz Carlton, juga terasa di sebuah rumah makan di lantai 2 Plaza Mutiara, yang bersebelahan dengan Hotel JW Marriott.
Sedangkan Atha, penjaga kantin di basement Hotel Ritz Carlton mengisahkan, sesaat setelah terjadi ledakan, dia melihat tiga orang asing berteriak minta tolong.
Untuk menangani banyaknya korban luka, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Hernawati mengungkapkan, pihaknya mendatangkan sejumlah dokter dan tenaga medis dari sejumlah RS.
Sikap AS
Secara terpisah, Juru Bicara Kepresidenan, Andi Mallarangeng mengatakan, ledakan yang terjadi di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriot membuat Bangsa Indonesia menjadi prihatin, dan ini menjadi musuh kita bersama. "Sulit untuk diterima akal sehat. Kejadian ini bertujuan untuk merusak iklim demokrasi yang sudah baik," ujar Andi di Istana Presiden, Jumat (17/7) siang.
Hingga berita ini diturunkan, Presiden Susilo Bambang Yudhyono masih melakukan pertemuan dengan Menko Polhukam Widodo AS, Kepala BIN Syamsir Siregar, dan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, terkait peristiwa tersebut.
Menyikapi pengeboman yang melanda di dua hotel milik jaringan hotel asal Amerika Serikat (AS) tersebut, Atase Pers Kedubes AS, Paul T Belmont mengatakan, masih terlampau dini untuk mengungkapkan apakah akan ada reaksi yang dikeluarkan Pemerintah AS. Misalnya, tentang kemungkinan pemberlakuan kembali larangan bepergian (travel warning) bagi warga AS ke Indonesia.
"Kami hanya dapat menyampaikan simpati dan bela sungkawa sedalam-dalamnya kepada para korban dan keluarga mereka, serta kepada seluruh rakyat dan Pemerintah Indonesia. Akan ada pernyataan yang disampaikan oleh Pemerintah AS yang disampaikan oleh Menlu Hillary Clinton. Jadi, tunggu saja," tuturnya.
Dia belum mengetahui apakah ada warga AS yang menjadi korban.
Sementara itu, Juru Bicara Kedubes Australia Toby Lendon mengatakan, belum ada informasi apa pun yang bisa disampaikan oleh Kedubes Australia terkait peledakan bom tersebut. "Kami belum punya informasi apa pun. Kami akan sampaikan jika ada perkembangan terkait hal itu," ketika ditanya soal kemungkinan memberlakukan travel warning.
Pemain Lama
Terkait pengeboman tersebut, sumber di Kepolisian mengungkapkan, diduga dilakukan pemain lama, dengan modus bom bunuh diri. Hal itu terkait dengan penemuan mayat yang kepalanya terpisah di lokasi kejadian.
Peristiwa bom bunuh diri pernah terjadi di Hotel JW Marriott, enam tahun lalu. Pelakunya bernama Latin Sani.
Ada dua kemungkinan cara peledakan, yakni pelaku membawa bom menuju lokasi di dua hotel tersebut. Kemungkinan lain, pelaku sudah merancang lama dengan menginap terlebih dahulu di dua hotel tersebut, termasuk kemungkinan merakit bom dalam kamar.
Sekitar dua setengah jam berselang, sebuah ledakan terjadi di Muara Angke, Jakarta Utara. Semula sempat diduga ledakan berasal dari bom mobil. Namun, Polisi mengklarifikasi ledakan akibat hubungan arus pendek dari aki mobil. Satu orang dilaporkan tewas. [G-5/YRS/H-14/EMS/HDS/E-9/M-16]