Hercules Preman Tanah Abang
SETELAH Komandan Polisi Militer (PM) Mayor Alfredo Alves Reinado muncul di Metro TV dalam program Kick Andy pada 24 dan 27 Mei lalu, Minggu (10/6) lalu, dalam program yang sama muncul Hercules Rosario de Marshal.
Dua-duanya
adalah putra kelahiran Timor Leste (TL), yang menjadi TBO (Tenaga
Bantuan Operasi) TNI di Timor Timur (Timtim) saat pergolakan dulu.
Bedanya, Alfredo menjadi tentara, Hercules menjadi raja preman di
Jakarta, ibu kota negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Barangkali
bagi warga TL yang sempat menonton tayangan Hercules dalam program Kick
Andy, Minggu (10/6) lalu, mengenal lebih jauh sepak terjang seorang
Hercules. Rasanya tidak percaya Hercules preman yang paling ditakuti,
setidaknya di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta. Tubuhnya tidak begitu
tinggi. Badannya kurus. Hanya tangan kirinya yang berfungsi dengan baik.
Sedangkan tangan kananya sebatas siku menggunakan tangan palsu.
Sementara bola mata kanannya sudah digantikan dengan bola mata buatan.
Tapi
setiap kali nama Hercules disebut, yang terbayang adalah kengerian.
Banyak sudah cerita tentang sepak terjang Hercules dan kelompoknya.
Sebut saja kasus penyerbuan Harian Indopos gara-gara Hercules merasa
pemberitaan di suratkabar itu merugikan dia. Juga tentang pendudukan
tanah di beberapa kawasan Jakarta yang menyebabkan terjadi bentrokan
antar-preman.
Belum lagi sejumlah tawuran antar-geng yang
merenggut korban jiwa atau luka-luka. Sejak pertengahan 80-an kelompok
Hercules malang melintang di kawasan perdagangan Tanah Abang. Tak heran
jika bagi warga Jakarta dan sekitarnya, nama Hercules identik dengan
Tanah Abang.
Meski tubuhnya kecil, nyali pemuda kelahiran Timtim
(kini Timor Leste) 45 tahun lalu ini diakui sangat besar. Dalam tawuran
antar-kelompok Hercules sering memimpin langsung. Pernah suatu kali dia
dijebak dan dibacok 16 bacokan hingga harus masuk ICU, tapi ternyata tak
kunjung tewas. Bahkan suatu ketika, dalam suatu perkelahian, sebuah
peluru menembus matanya hingga ke bagian belakang kepala tapi tak juga
membuat nyawa pemuda berambut keriting ini tamat. Ada isu dia memang
punya ilmu kebal yang diperolehnya dari seorang pendekar di Badui Dalam.
Boleh
percaya, boleh tidak. Di Kick Andy Hercules mengungkapkan awal mula dia
masuk ke Tanah Abang, salah satu wilayah paling keras di Jakarta. Untuk
mendapat pengakuan, waktu itu dia harus mengalahkan kelompok-kelompok
penguasa di sana.
Hampir setiap malam pertarungan demi
pertarungan harus dia hadapi. “Waktu itu saya masih tidur di
kolong-kolong jembatan. Tidur ngak bisa tenang. Pedang selalu menempel
di badan. Mandi juga selalu bawa pedang. Sebab setiap saat musuh bisa
menyerang,” ungkapnya.
Ternyata, di balik sosok yang menyeramkan
ini, ada sisi lain yang belum banyak diketahui orang. Dalam banyak
peristiwa kebakaran, ternyata Hercules menyumbang berton-ton beras
kepada para korban. Termasuk buku-buku tulis dan buku pelajaran bagi
anak-anak korban kebakaran. Begitu juga ketika terjadi bencana tsunami
di beberapa wilayah, Hercules memberi sumbangan beras dan pakaian. Soal
beras, memang tidak menjadi soal baginya karena Hercules memiliki tujuh
hektar sawah di daerah Indramayu, Jawa Barat. Bahkan juga bantuan bahan
bangunan dan semen untuk pembangunan masjid-masjid. Sisi lain yang
menarik dari Hercules adalah kepeduliannya pada pendidikan. “Saya memang
tidak tamat SMA. Tapi saya menyadari pendidikan itu penting,” ujar ayah
tiga anak ini.
Maka jangan kaget jika Hercules menyekolahkan
ketiga anaknya di sebuah sekolah internasional yang relatif uang
sekolahnya mahal. Bukan Cuma itu, ketika Lembaga Pendidikan
Kesekretarisan Saint Mary menghadapi masalah, Hercules ikut andil
menyelesaikannya, termasuk menyuntikan modal agar lembaga pendidikan itu
bisa terus berjalan dan berkembang.
Hercules pun aktif duduk sebagai salah satu pimpinan di situ. Di Kick Andy, misteri tentang tokoh yang selama ini lebih dikenal namanya ini terkuak. Termasuk masa kecilnya ketika menjadi TBO TNI di Timtim saat pergolakan dulu.
Hercules pun aktif duduk sebagai salah satu pimpinan di situ. Di Kick Andy, misteri tentang tokoh yang selama ini lebih dikenal namanya ini terkuak. Termasuk masa kecilnya ketika menjadi TBO TNI di Timtim saat pergolakan dulu.
Walau
bertahun-tahun mengembara di negeri orang, tapi sosok Hercules tetap
berpegang teguh pada nilai-nilai budaya TL. Hal ini terlihat jelas saat
sejumlah armada Koran ini bertandang ke kediamannya yang terletak daerah
Kebun Jeruk, Jakarta, pada medio Juni 2004. Kedatangan armada STL yang
dikomandoi Godinho Barros, yang tidak lain adalah saudara sepupu
Hercules diterima dengan penuh kekeluargaan.
Dalam kesempatan
itu, Hercules menceritakan pengalamannya kepada armada STL dan berjanji
suatu ketika akan berkunjung ke tanah kelahirannya. Kapan Hercules
berkunjung ke negara baru TL? Kita tunggu jawaban dari Hercules.
*/ale/sel/vam
Dikutip dari Harian Suara Timor Lorosae….