Uang Tebusan Disiapkan Untuk 10 WNI Korban Abu Sayyaf
Negosiasi pembebasan sepuluh warga negara Indonesia yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf berlangsung.
Namun, dalam Silaturahmi Kebudayaan di Ruang Nusantara Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, hari Kamis (07/04), Duta Besar Filipina untuk Indonesia Maria Lumen Isletta menolak menjelaskan lebih lanjut rincian upaya tersebut, karena dicemaskan dapat membahayakan keamanan kesepuluh warga Indonesia yang disekap kelompok teroris Filipina tersebut.
Kecemasan keluarga
Mengingat tenggat waktu kian mendekat, pihak keluarga korban yang disandera didera kecemasan.
Ayah salah satu sandera Aidil telah ditelefon Kementerian Luar Negeri yang menejlasakan situasi terakhir pembebasan anaknya dan sandera lainnya. Aidil menceritakan: "Katanya saat ini pemerintah masih melakukan negosiasi dengan kelompok yang menyandera 10 orang termasuk anak saya, Wendi Rakhdian."
Selain Kemenlu, pihak perusahaan pemilik kapal juga menelefon Aidil di hari terakhir menjelang batas waktu. "Mereka menyampaikan agar kami tetap bersabar dan tabah. Pemerintah masih melakukan negosiasi, tapi bagaimana bentuk negosiasinya tidak tahu kita," papar Aidil.
Siapkan tebusan
Pihak perusahaan juga telah berdialog dengan keluarga sandera lainnya, Charlos Barahmana -- yang merupakan ayah dari kapten kapal Brahma 12, Peter Tonsen Barahmana. Dilansir dari liputan6.com, ia menceritakan menyebutkan pihak perusahaan siap membayar tebusan yang diminta kelompok Abu Sayyaf.
Sumber :http://www.dw.com/id