Biografi Sang Gubernur Bajingan ( Si Ahok )

Ahok lahir dari pasangan pernikahan dini  Indra Tjahaja Purnama (Zhong Kim Nam) dan Buniarti Ningsing (Bun Nen Caw).  Ibunya adalah contoh terbaik untuk program ASI karena bayi Ahok mendapat  ASI eksklusif dari bunya.  Itu sebabnya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahok sangat mendukung program pemberian ASI ekslusif kepada para bayi. Ia mengaku, kulkas di ruang kerjanya sering dititipi ASI oleh pegawai Pemprov yang sedang menyusui.

” Ibu saya nikah muda, lahir saya. Jadi saya minum ASI mama saya. Jadi saya nggak pernah minum susu bubuk,” papar Ahok tentang masa bayinya.

Sebagai anak sulung keluarga Kim Nam, Ahok banyak belajar hal-hal baik dari orangtuanya. Ayahnya dikenal di pulau Belitung karena kedermawanannya. Bahkan ayah Ahok mau berutang pada orang lain, untuk memberi uang kepada orang yang tengah dilanda kesulitan.

Ajaran Kim Nam yang paling ditekankan kepada Ahok adalah menjaga diri agar tidak sombong, Itu sebabnya Ahok dibesarkan  dengan pendidikan yang keras agar kemudian bisa  berguna bagi masyarakat Belitung. Kim Nam bahkan mewajibkan Ahok selalu bersalaman dengan orang yang lebih tua.

Ahok kemudian tumbuh menjadi anak yang selalu ingin tahu. Temannya semuanya anak-anak melayu dan dia bersekolah di SD negeri. Meski membaur,  Ahok masih mendapat perlakuan diskriminasi.  Pernah, Ahok dilarang menjadi penggerek bendera di sekolah ketika upacara karena warna kulitnya. Ahok kecewa, dia mengadukan hal tersebut pada ayahnya. Ahok malah diminta ayahnya bersabar.

“Akan  tiba saatnya  orang-orang  menerima kita,” kata ayah Ahok yang juga  melarang Ahok berkecil hati.  “Kamu harus tetap berusaha terus. Tak boleh dendam.”

Sebagai anak keturunan Tionghoa, Ahok pun senantiasa merayakan Tahun Baru Imlek. Saat paling berkesan tentunya saat menerima sejumlah amplop dari keluarga dan kerabatnya. Meski demikian Ahok tak pernah menghitung jumlah isi angpao yang didapatnya. Namun pada saat perayaan Imlek,  dia tidak memiliki ritual khusus untuk menyambutnya. Mekipun di rumah orangtuanya dilakukan acara sembahyang, Ahok tidak pernah mengikutinya.

Saat menyenangkan Ahok di masa kecilnya adalah ketika hari ulang tahun tiba. Di momen spesial tersebut, ibunda Ahok kerap memberikan kado istimewa berupa mie rebus dengan dua butir telur sebagai bentuk rasa syukur karena telah bertambah usia. Padahal biasanya mie rebus cukup dengan satu telur.

Ahok adalah anak yang cerdas dan selalu menjadi juara kelas. Resep Ahok adalah selalu belajar di waktu subuh. Selain itu, karena pada masa kecilnya tak ada permainan teknologi canggih, dia hanya fokus belajar dan belajar.

Meskipun demikian, Ahok masih tetap bermain seperti  anak-anak umumnya. Ahok pernah memancing bersama kawan-kawannya di daerah terlarang, dermaga PT Timah. Petugas keamanan yang galak mengejar dan meneriaki  Ahok dan kawan-kawannya,” Maling! Maling!”.  Karena terus dikejar Ahok dan kawan-kawannya nyebur ke sungai. Padahal, sungai itu banyak buayanya.

Ahok kecil juga senang bermain dengan anak-anak yang lebih tua umurnya. Efeknya, dia sudah mengenal rokok sejak bangku SD walaupun sembunyi-sembunyi. Sampai suatu hari, Ahok merokok di kamarnya.  Rokoknya kemudian terjatuh membakar kasur. Karuan orangtuanya tahu kebiasaan buruk Ahok,  sehingga orangtuanya langsung menjewer kupingnya. Sejak itulah Ahok kapok menghisap tembakau lagi.

Hobi Ahok kecil yang paling disukai  adalah mendengarkan musik dangdut dan nonton film India. Di Manggar, dangdut biasa disebut madut. Bahkan, Ahok rela naik truk terbuka demi mengajar layar tancap yang akan memutar film Rhoma Irama. Selain dangdut, Ahok juga menggemari film Bollywood yang musiknya menjadi akar musik dangdut. Ahok biasa nonton film india di bioskop kecil  yang ada di Belitung.
Perjalanan Karir Ahok ( Basuki Tjahaja Purnama )

Di Desa Gantung, Belitung Timur pak Pak Basuki menghabiskan masa kecilnya sampai beliau tamat sekolah menengah pertama. Pak Basuki kemudian hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan untuk mewujudkan cita-citanya.

Di Jakarta, Pak Basuki mengambil Jurusan Teknik Geologi di Fakultas Teknik Mineral di Universitas Trisakti. Setelah pada tahun 1989 beliau mendapatkan gelar Insinyur Geologinya, Pak Basuki pulang ke ke kampung halamannya dan mendirikan sebuah CV Panda yang bergerak pada bidang kontraktor pertambangan PT Timah.


Setelah 2 tahun itu, pak Basuki melanjutkan kuliah untuk mendapatkan gelar Magister Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya dan kemudian bernaung di bawah PT Simaxindo Primadaya dan mengemban jabatan sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek.

Setelah menjadi mantan gubernur Belitung, beliau mendirikan PT Nurindra Ekapersada dengan mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya. Selama bekerja merupakan awal perjalanan dari Gravel Pack Sand (GPS). Hingga kemudian beliau berhenti bekerja di PT Simaxindo dan mendirikan pabrik pengolahan pasir kuarsa pertama yang ada di Belitung dan di daerah sekitarnya.

Perusahaan yang didirikan tersebut mengadopsi dan mengadaptasi teknologi dari Amerika Serikat dan Jerman. Bersamaan dengan perkembangan pabrik yang didirikannya tersebut juga mengembangkan kawasan industri dan pelabuhan samudra yang saat ini kawasan tersebut dikenal dengan nama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).

Pada tahun 2004, Pak Basuki meyakinkan seorang investor Korea untuk membuat Tim Smelter atau peleburan bijih timah di KIAK, dan pada tahun itu juga beliau bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB) dan beliau diamanahkan menjabat sebagai ketua DPC PIB Kabupaten Belitung.

Pak Basuki terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung saat pemilihan langsung tahun 2004. Satu tahun setelah jabatan tersebut pak Basuki menjabat sebagai Bupati Belitung Timur setelah mendapatkan 37% lebih suara rakyat masyarakat Belitung. Semasa pemerintahannya pak Basuki membebaskan biaya kesehatan seluruh warga tanpa membedakan golongan atau kasta. Namun, tanggal 22 Desember 2006 pak Basuki mengundurkan diri dan menyerahkan jabatannya kepada Khairul Effendi yang merupakan wakil bupati Belitung Timur.

Setelah itu pak Basuki mencalonkan diri menjadi Gubernur Bangka Belitung pada tahun 2007, dan pada saat itu beliau mendapatkan dukungan dari Abdurrahman Wahid yang merupakan mantan presiden RI Ke-4. Sayangnya dalam pemilihan tersebut Pak Basuki kalah dari Eko Maulana Ali. Tetapi pada tahun itu juga pak Basuki mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Anti Korupsi. Dan pada tahun 2008 pak Basuki kemudian meluncurkan sebuah buku yang memiliki judul "Mengubah Indonesia". Pak Basuki merupakan ayah dari anak yaitu Nicholas, Natania, dan Daud Albeenner, dan suami dari istrinya yang bernama Veronica.

Berikut ini profil lengkap pendidikan bapak Basuki T Purnama.


Pendidikan

Masa pendidikan Pak Basuki Tjahaja Purnama dari tingkat dasar yaitu :

• SDN No. 3 Gantung, Belitung Timur tahun1977
• SMP No. 1 Gantung, Belitung Timur tahun 1981
• SMA III PSKD Jakarta, 1984
• S1 Teknik Geologi di Universitas Trisakti Jakarta tahun 1990
• Jurusan Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta tahun 1994
• Kuliah di Sekolah Tinggi ( Program Pasca Sarjana Manajemen Keuangan )

Mantan gubernur Bangka Belitung Timur yang saat ini menjadi gubernur DKI Jakarta ini bukan hanya pintar dan tegas, namun juga aktif di organisasi. Beliau pernah menjabat Ketua Dewan Yayasan Sosial dan Agama di Jakarta.

Karir Sosial dan Politik Basuki Djahja Purnama
Tahun 2004 Basuki Purnama terjun ke dunia politik dan bergabung di bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru atau PIB sebagai ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur. Kemudian beliau pada pemilu 2004 beliau mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan akhirnya terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode dalam satu periode yaitu tahun 2004-2009. PIB adalah partai politik yang Alm. Sjahrirlah sebagai pendirinya.

Dalam Pilkada Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2005, Pak Basuki berpasangan dengan Khairul Effendi, B.Sc. dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan ikut sebagai calon Bupati-Wakil Bupati Belitung Timur periode masa jabatan 2005-2010. Dengan 37,13 persen jumlah suara rakyat pasangan ini terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Belitung Timur. Pasangan Basuki-Khairul ini unggul di Kabupaten Belitung Timur yang menjadi lumbung suara Partai Bulan Bintang (PBB) pada pemilu legislatif tahun 2004 silam.

Pak Ahok kemudian mengajukan pengunduran dirinya pada 11 Desember 2006 untuk maju dalam Pilgub Bangka Belitung tahun 2007. Kemudian pada tanggal 22 Desember 2006, ia resmi menyerahkan jabatannya kepada wakilnya yaitu Khairul Effendi.

Dalam pemilihan Gubernur Babel tahun 2007 tersebut pak Basuki mengambil bagian menjadi kandidat calon Gubernur. Mantan Presiden RI K.H. Abdurrahman Wahid atau biasa di panggil Gus Dur mendukung Beliau untuk menjadi Gubernur Bangka Belitung dan ikut berkampanye untuk pak Ahok. Pak Gus Dur menyatakan "Pak Basuki sudah melaksanakan program terbaik ketika memimpin Kabupaten Belitung Timur dengan membebaskan biaya kesehatan kepada seluruh warganya" namun dalam pemilihan tersebut ia dikalahkan oleh pesaingnya yaitu Eko Maulana Ali.

Pada 2008 beliau menulis buku biografi yang memiliki judul "Mengubah Indonesia". Dan pada tahun 2012, Pak Basuki mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Joko Widodo dalam Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012. Pasangan ini mendapat 1.847.157 atau 42,60% suara rakyat  pada putaran pertama dan 2.472.130 (53,82%) suara pada putaran kedua yang mengalahkan pesaingnya Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.

Penghargaan yang pernah diraih 
Pak pak Basuki yang terkenal dengan sikapnya yang tegas lugas dan tanpa kompromi ini telah mengantongi banyak penghargaan dari berbagai pihak di antaranya :

• Pada tanggal 1 Februari 2007Tokoh Anti Korupsi dari unsur penyelenggara negara dari Gerakan Tiga Pilar Kemitraan (Masyarakat Transparansi Indonesia, KADIN dan Kementerian  Negara Pemberdayaan Aparatur Negara). Pak Basuki dinilai berhasil menekan semangat korupsi pejabat pemerintah daerah, dengan programnya mengalihkan tunjangan bagi pejabat pemerintah untuk kepentingan rakyat yaitu untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis bagi masyarakat Belitung Timur di tahun 2006.

• 10 tokoh yang mengubah Indonesia  yaitu Tempo.
• Anugerah Seputar Indonesia (ASI) 2013 sebagai Tokoh Kontroversial.
• Gold Pin, Fordeka (Forum Demokrasi), 29 Oktober 2006.

Ada beberapa cerita menarik dalam kehidupan masa kecil pak Pak Basuki, diantaranya: Terakhir kali saat beliau pulang adalah setelah putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Beberapa saat yang lalu pria yang pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur itu berkesempatan mengunjungi rumah masa kecilnya bersama teman-teman wartawan. Beliau mengatakan bahwa hari itu tidak ada berita wakil gubernur dan beliau memilih jadi tour guide saja. (Sabtu, 14 September 2013).

Dengan semangat beliau bercerita berbagai pengalaman masa kecilnya di Kecamatan Gantong, Belitung Timur. Pak Ahok bercerita, beliau senang naik sepeda motor dengan kawannya saat muda. Bahkan hampir kecelakaan akibat kebut-kebutan. Untuk menyalurkan hobinya beliau ingin ikut kejuaraan motor cross di Belitung, tetapi ibu beliau tidak mau tanda tangan surat izin ikut motor cross cuma berpesan supaya pak Basuki tidak  naik motor.

Selain itu, beliau mengaku tak terlalu senang apalagi kalau nongkrong. Dia lebih senang di sebuah hutan karena bau hutan itu enak sekali beda dari yang lain. Selain itu di hutan banyak burung yang berkeliaran. Dan yang paling penting bagi beliau kalau dikejar larinya harus belok-belok, soalnya babi cuma bisa lari luru-lurus aja..

Pak Basuki juga kerap main ke Kota Manggar yang bisa ditempuh sekitar 45 menit dengan mobil. Beliau bersama saudara-saudaranya suka membantu menjaga apotek ibunya. Tetapi ada juga alasan lain "Gadis di kota terkenal lebih cantik-cantik daripada di Gantong," ujar Pak Basuki.

Nama Lengkap       : Ir. Basuki Tjahaja Purnama MM
Alias                       : Pak Basuki | Basuki Tjahaja | Basuki T Purnama
Pekerjaan               : Politisi & Pengusaha
Agama                   : Kristen
Tempat Lahir         : Manggar, Bangka Belitung
TTL                       : Belitung, 29 Juni 1966
Zobeliauc              : Cancer
Hobby                   : Menulis
Warga Negara       : Indonesia
Istri                       : Veronica Tan, S.T.
Anak                     : Nicholas (1998), Nathania (2001), Daud Albeenner (2006)

Popular posts from this blog

Gang Sartana

dr. Soemarno Sosroatmodjo, Gubernur keempat jakarta